TINSTAAFL
Banyak yang paham bahwa there is no such thing as a free lunch, namun lebih banyak lagi yang tidak paham mengenai konsep peluang di domain trading dan investasi dalam jangka pendek.
Halo Sahabat #Gibah.
Terima kasih telah berlangganan newsletter #GibahInvestasi.
Gibah Investasi merupakan catatan berbaGI dari Tigor Siagian untuk memberi nilai tamBAH seputar masalah investasi dan keuangan. Gibah Investasi merupakan free newsletter dan dipublikasikan paling tidak sekali seminggu.
Ini adalah #GibahInvestasi edisi No. 36
TINSTAAFL
Bulan lalu, dalam acara reuni di Bali saya bertemu dengan teman kuliah. Dia bercerita bahwa kenalannya beberapa waktu lalu mengalami kerugian sebesar 300 juta karena aktivitas robot trading. Kejadian ini seakan menjadi cerita yang selalu berulang, dengan pemain dan cerita yang mungkin bervariasi. Jumlah kerugian kalau menurut otoritas pun mencapai triliun rupiah per tahunnya.
Di era media sosial, terlihat begitu mudah untuk menjadi miliarder. Banyak anak-anak yang bahkan belum cukup umur untuk membeli alkohol secara legal atau malah mungkin belum memiliki pekerjaan, tapi mampu memberikan nasihat di platform TikTok dan medsos lain tentang bagaimana menjadi kaya dengan cepat. Dengan content yang tidak masuk akal. Seperti contoh di bawah ini.
Pertanyaannya, mengapa begitu banyak orang yang mengikuti nasihat semacam itu? Jawaban yang mungkin karena memang banyak orang yang menginginkan untuk mendapatkan kekayaan dengan cepat.
Jika kita telaah nasihat-nasihat pada content medsos tersebut, benang merahnya melakukan trading sebagai sumber penghasilan utama. Suatu mantra jualan yang sudah digunakan sejak lama di saham, forex dan lainnya. Namun, saat ini, dengan bantuan teknologi dan instrumen-instrumen baru seperti cryptocurrency dan derivatifnya, proses ini menjadi lebih mudah dilakukan.
Lebih banyak dan lebih cepat yang boncos.
Jadi, yang perlu dipertanyakan apakah konsep trading for living itu benar-benar dapat diandalkan? Mari kita telaah lebih lanjut.
Saya pernah membuat thread singkat soal ini di Twitter:
Pengen trading for a living?
Mudah. Hanya perlu paham aritmatika sederhana kok.
- Hitung kebutuhan anda per bulan.
1 juta, 5 juta, 10 juta, 35 juta, tentukan sendiri. Sesuaikan dengan gaya hidup.
Perkirakan persentase keuntungan per tahun dari trading yang masuk akal.
5%, 10%, 20%, 100%? Up to you. Terserah.
Sebagai patokan, risk free (saat itu tahun 2021) sekitar 3.75%.
Yg penting tahu peluang untuk mendapatkan % sebesar itu. Semakin tinggi tentu semakin sulit.
Sudah?
Bagi 12.
Hanya punya modal 1,25 M?
Ga masalah. Pastikan setiap bulan bisa menghasilkan keuntungan 2%.
Hanya punya 100 juta?
No worries.
Cuma butuh untung 25% per bulan, atau 300% per tahun.
Gimana cara mendapatkan keuntungan sebesar itu?
Nah itu dia, saya juga pengen tahu caranya.
Jelas kan, semua itu mungkin. Namun seberapa mungkin, 90%, 50% atau 1%? Ketidakmampuan kita menginternalisasi konsep peluang, walau bukan hal yang mencengangkan (dengan fakta numerasi statistik kita), namun tetap saja membuat mengernyitkan dahi.
Dengan hal tersebut dan fakta risk free rate saat ini yang sebesar 6%, betapa absurdnya menggampangkan untuk mencapai 300% per tahun. Betapa absurdnya ide menjadi miliarder semata dapat dicapai dengan mengubah perspektif kita bahwa mendapatkan satu miliar per tahun itu sama dengan menghasilkan 2,7 juta per hari.
Aritmetika benar, namun logikanya rancu. Menghasilkan kekayaan tidak semata akrobatik kata-kata. Semakin besar yang ingin dicapai, semakin besar risiko untuk tidak tercapai.
Karena TINSTAAFL: there is no such thing as a free lunch.