Anda Bukan Warren Buffett.
Dan karena itu berhentilah mendengarkan mereka yang mengutip Buffett demi jualan mereka dan mulai mendengar nasihat Buffett bagi orang biasa seperti Anda dan saya.
Selamat hari Senin! Semoga Anda semua selalu dalam keadaan sehat.
Terima kasih telah berlangganan newsletter #GibahInvestasi.
Gibah Investasi merupakan catatan berbaGI dari Tigor Siagian untuk memberi nilai tamBAH seputar masalah investasi dan keuangan. Gibah Investasi merupakan free newsletter dan dipublikasikan paling tidak sekali seminggu di hari Senin.
Ini adalah #GibahInvestasi edisi No. 5.
Salam,
Tigor
Anda Bukan Warren Buffett.
Atau Yale endowment fund, ataupun investor institusi (institutional investors) lainnya.
Siapa sih investor yang tidak kenal Warren Buffett? Sepertinya nama Buffett sudah menjadi jaminan mutu sebagai contoh idola bagaimana mengelola duit investasi. Jadi tidak heran kalau kemudian setiap kata dan perbuatannya dalam melakukan investasi menjadi panutan banyak orang. Begitu pula menjadi “the next Warren Buffett” sepertinya kemudian jadi impian. Walau tentu saja sulit, karena pertama-tama tentu hanya ada satu Warren Buffett. Selain itu dengan kekayaannya saat ini tentu menjadi contoh yang ekstrim, apakah benar karena skill atau semata keberuntungan. Kalau menjadi seperti Buffett mudah tentu saja kita akan mengenal banyak orang dengan kekayaan seperti dia.
Namun tentu saja hal tersebut tetap tidak mengurangi keinginan banyak orang untuk disamakan atau menyamakan (dalam hal ini wartawan) seseorang yang sedang ‘hot’ dengan sang bijak dari Omaha (the sage of Omaha). Setiap orang yang kemudian dianggap hebat dalam berinvestasi kemudian disebut sebagai The Next Warren Buffett, atau paling tidak Warren Buffett of (sebutkan nama geografis).
Sebagai Chairman dari Berkshire Hathaway, Buffett bukan hanya mewakili kemampuan individu sebagai seorang Buffett namun mewakili dan bertindak atas kemampuan Berkshire Hathaway sebagai investor institusi dengan segala keunggulan berdasarkan karakteristik mereka yang unik.
Seperti halnya investor institusi lain yang terkenal, semacam Yale endowment fund, tentu berbeda dengan anda sebagai investor individual.
Pertama mereka memiliki kekayaan yang besar (scale of assets), sehingga kesalahan tidak semerta merta berakibat fatal dalam pengelolaan bagi pencapaian tujuan keuangan. Berbeda dengan investor individual dimana nilai aset terbatas sehingga proteksi terhadap kerugian menjadi sangat penting. Karena satu kesalahan dalam pengelolaan dapat membuat bubar tujuan keuangan individu maupun keluarga.
Kedua, tujuan dari investor institusi pada umumnya tunggal. Kalau endowment sebagai contoh adalah bagaimana mencapai pembiayaan maksimal bagi universitas. Untuk dana pensiun bagaimana menjamin pembayaran manfaat pensiun. Sementara bagi investor individu, tujuan investasi biasanya banyak dan beragam. Mulai dari kuliah anak, dana pensiun hingga kebutuhan khusus seperti Ibadah Haji.
Ketiga horizon investasi investor institusi sangat panjang kalau tidak mau dikatakan tidak terbatas (infinite). Investor individu tentu berbeda dan umumnya memiliki horizon investasi yang terbatas (finite) sejalan dengan tujuan yang beragam serta keterbatasan karena usia. Seperti kapan pensiun, waktu pembayaran uang sekolah, tanggal membayar uang kuliah anak, saat menyetor dana haji dan lain-lain.
Keempat, dengan tujuan dan horizon investasi seperti di atas, kebutuhan likuiditas dari investor institusi secara umum rendah. Dan biasanya mereka memiliki akses pendanaan likuiditas yang relatif mudah dari lembaga keuangan maupun investor institusi lainnya. Fasilitas loan, repo, pendanaan dengan penerbitan surat utang adalah beberapa fasilitas pendanaan untuk mendukung likuiditas yang dapat diakses oleh investor institusi. Sementara itu investor individu rentan akan kebutuhan likuiditas baik untuk mendukung pemenuhan tujuan, ataupun apabila terdapat kebutuhan mendadak yang bersifat emergency.
Segala karakter dari investor institusi di atas menyebabkan mereka dapat mengambil risiko rugi sementara (unrealised loss) yang besar, dapat mencari return dengan mengambil risiko likuiditas, dapat mendapatkan return karena memiliki pendanaan yang murah (dari dana premi asuransi seperti Berkshire Hathaway) dan dapat memanfaatkan efek compounding dengan maksimal karena memiliki horizon investasi yang tidak terbatas.
Namun demikian, tetap saja banyak yang menggunakan kutipan kata-kata bijak dari Buffett atau perilaku dan strategi investasi yang diterapkan oleh investor institusi untuk dasar nasihat maupun contoh yang ditujukan kepada audiens yang nota bene adalah investor individu. Kelas retail pulak. Seolah-olah para investor individu tersebut memiliki karakter yang dibutuhkan sebagaimana di atas untuk dapat mempraktekkan semua strategi yang (apabila ditelusuri lebih jauh) hanya cocok bagi investor institusi.
Kenapa? Umumnya adalah narasi, story agar mendukung apa yang sedang dijajakan kepada pendengar, penonton atau pembaca.
Buffett Anti Diversifikasi?
Salah satu kata-kata Buffett yang sering menjadi “dagangan” adalah pendapatnya yang sepertinya “anti” terhadap diversifikasi. Seolah-olah kalau Anda mau jadi investor tulen, diversifikasi adalah TABU, is a NO NO.
Bener gitu gak sih?
Padahal kita juga diajarkan prinsip diversifikasi dengan kalimat-kalimat semacam ini:
“Don’t put your all your eggs in one basket.”
“Diversification is the only free lunch.”
Untuk "menguji" kalimat Buffett soal diversifikasi tersebut ada baiknya kita melihat pada sumber-sumber utama yang dapat menjadi rujukan. Bukan menurut "perasaan " saya, "dari pengalaman saya", atau "menurut si anu yang tabungannya 10M."
Karena contoh sumber-sumber di atas rentan terhadap bias. Rentan terhadap cherry picking. Karena hanya mengutip kata-kata atau kalimat yang kebetulan pas dengan narasi yang sedang dibangun. Tidak melihat secara keseluruhan prinsip dari strategi yang dilakukan baik oleh Buffett ataupun investor institusi seperti Yale fund.
Salah satu contoh inkonsistensi dari mereka yang “gemar” menggunakan Buffett sebagai bagian dari story yang digunakan adalah kebiasaan flexing yang tentu saja berbeda dengan kebiasan Buffett yang hidup sederhana. Dan kita tahu kenapa flexing sering muncul dalam narasi jualan karena secara psikologis audiens mudah dibangun kepercayaan dengan menunjukkan hasil yang kemudian dapat diklaim sebagai contoh hasil dari “strategi” yang sedang dijajakan.
Karena itu yang paling pas tentu mari kita merujuk pertama-tama pada Buffett. Bagaimana sih sebenarnya pendapat dia mengenai diversifikasi? Salah satu sumber yang paling dapat dipercaya tentu apa yang ditulis oleh Buffett sendiri. Contoh paling baik ya tentu surat Buffett kepada para pemegang saham Berkshire Hathaway, yang dalam RUPS-nya setiap tahun didatangi ribuan "peziarah" ke Omaha, untuk bertemu & "berdiskusi" dengan Buffett dan Charlie Munger.
Dalam suratnya tahun 2014 kepada pemegang saham Berkshire Hathaway, Buffett memberikan nasihat bagi "non-professionals", bagi para investor individu:
"I have good news for these non-professionals: The typical investor doesn’t need this skill...A low-cost S&P 500 index fund will achieve this goal."
Jadi dalam suratnya Buffett (2014), Buffett mengakui bahwa tidak semua orang bisa menjadi seperti Buffett, tidak semua investor adalah professional yang memiliki "edge", "skill", untuk picking stocks ataupun dukungan institusi seperti Berkshire Hathaway. Bagi mereka ini, saran Buffett sederhana. Beli aja index fund yang murah dan well diversified (S&P 500).
Kalau Anda tidak mau dengan mudah percaya saya, baca sendiri surat Buffett di sini.
Bukan hanya bilang kalau bagi orang kebanyakan sebaiknya membeli saja index funds, tapi lebih jauh Buffett mengatakan:
"... in my will. ... cash will be delivered to a trustee for my wife’s benefit...put 10% of cash in short-term govt bonds & 90% in a very low-cost S&P 500 index fund"
Jadi, bahkan di surat wasiatnya dia meminta agar warisan untuk istrinya tercinta 10% ditempatkan dalam obligasi jangka pendek milik pemerintah dan sisanya 90% di index fund yang berbiaya murah dan well diversified (S&P 500).
Ini Buffett loh yang ngomong soal diversifikasi: "My money, I should add, is where my mouth is"
Jadi bagi mereka yang mengidolakan Buffett, agar konsisten dan kaffah seharusnya juga berkata: "My money, I should add, is where my idol put: low cost, well diversified index fund."
The Betting
Salah satu yang bisa dijadikan contoh bahwa Buffett sendiri tidak percaya pada active management (selain dirinya tentu), pada 2007 dia bertaruh bahwa index fund dengan low cost akan unggul (outperformed) terhadap hedge funds.
Sejak awal 2000-an, hedge funds sangat "in", sebagai master of universe. Nama-nama kayak Paulson, Dalio, Simons, Griffin, DE Shaw dan lain-lain, menjadi "idola" di pasar keuangan. Belum lagi dengan pendapatan dari scheme 2-20 mereka: 2% fee, 20% bagi hasil untung, banyak dari mereka menjadi milyarder.
Pada 2007 Buffett bertaruh melawan Ted Seides dari Protégé Partners sebesar $500,000. Taruhannya adalah dalam waktu 10 tahun, index fund yang dia pilih akan mengungguli sekelompok hedge funds yang dipilih oleh Seides.
Hmmm, 10 tahun. Betting. Sounds familiar?
Bunyi lengkap taruhan Buffett dan Seides seperti ini:
“Over a ten-year period commencing on January 1, 2008, and ending on December 31, 2017, the S&P 500 will outperform a portfolio of funds of hedge funds, when performance is measured on a basis net of fees, costs and expenses.”
Pada awal 2008, kinerja 5 hedge funds structure yang dibuat oleh Seides (funds A,B,C,D,E) terhadap index fund seperti grafik di bawah:
Index fund S&P 500 underperformed terhadap kelima fund of funds.
Namun kemudian, untuk periode setelahnya 2009-2017, hasilnya seperti ini :
S&P 500 index fund unggul terhadap kelima funds tersebut.
Dan hasil akhir selama sepuluh tahun taruhan Buffett seperti ini:
Index Fund: 125.8% dan hedge funds: 36.3% atau selisih sebesar 89.5%. Return index fund sebesar 3,47x dari return hedge funds!
Jadi tidak satupun dari kita adalah Warren Buffet. Faktanya, Warren Buffett mencoba mengingatkan anak-anaknya, bahkan warisan untuk istrinya bahwa mereka bukan Warren Buffett, dan dia menyarankan mereka untuk menginvestasikan kekayaannya dalam index funds daripada mencoba meniru apa yang dia lakukan. Ia bahkan berani bertaruh dengan Hedge Funds manager dengan mengandalkan index fund, sebuah model investasi yang mengutamakan dan menggunakan prinsip diversifikasi secara penuh!
Dan menurut saya hal penting untuk diingat adalah Warren Buffett memiliki ratusan miliar dolar dan akses ke informasi dan sumber daya dan dana (murah) yang tidak dimiliki oleh kita semua. Juga, karena dia memiliki nama besar, orang yang menawarinya investasi, bukan sebaliknya, karena dia benar-benar Warren Buffett. Sebagai contoh, Buffett adalah yang dihubungi oleh Goldman Sachs ketika krisis 2007 untuk menempatkan uangnya di Goldman Sachs dan mendapatkan imbalan pasti 10% per tahun!
Jadi kalau Anda seorang investor individu, berhentilah mendengar jualan mereka yang sambil flexing kemudian mengutip kata-kata Buffett atau Yale endowment Fund, serta mulai mendengarkan serta mempraktekkan prinsip yang dipercayai oleh Buffett bagi orang-orang biasa seperti Anda dan saya, para investor individu.
Suwun pak